Judul Buku: Kado Dari Kota Nabi
ISBN: 978-979-19699-4-9
Tentu yang sudah pernah berziarah ke makam Rasulallah saw dan para sahabatnya tidak bisa membayangkan bagaimana menyimpan kenangan indah dari cahaya beliau dan pasti di luar dari kesadaran kita air mata mengucur keluar membasahi pipi kita.
Kehebatan kota Madinah bukan karena kemegahan masjidnya akan tetapi karena bersemayam di dalamnya jasad beliau yang mulia. Di sanalah baru kita merasai
keindahan ruhaniah kota Madinah yang membawa negeri itu, berkat Rasulullah saw,
menjadi negeri yang penuh barokah.
Petikan tulisan di atas yang diberi judul “Tawasul”, terdapat dalam buku ini bersama dengan tulisan-tulisan lainnya seperti : “Surat Dan Stempel Nabi”, “Al-Qur’an dari Zaman ke Zaman”, “Silaturahim Ke Alam Barzakh“, “Silaturahim ke Kota Nabi”, “Doa Minta jadi Miskin”, “Aurat”, “Hujan Lebat di Kota Suci”, “Roti Kering Dari Kota Nabi’ “, “Anak Orang Hitam”, “Prilaku Ulama Dahulu”, “Tameng Imam Ali”, “Mengenang Al-Maliki”, “Iblis”, “Ya Karim, Sabda Nabi” dan lain lainnya. Buku ini berisi tulisan-tulisan hikmah yang pernah dimuat di “Republika”, “Alkisah”, “Sabili”, pernah diposting di zawiya@yahoogroups.com dan diilustrasi dengan foto foto bersejarah yang insya Allah dapat menambah pengetahuan dan keimanan
kita tentang Islam.
Judul Buku:Dua Pendidik Sejati
ISBN :978-979-19699-6-3
Pesantren yang terkenal dengan nama Pondok Pesantren Darul Hadits al-Faqihiyyah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Pesantren ini telah melahirkan ramai ulama yang kemudiannya bertebaran di segenap pelusuk Nusantara. Sebahagiannya telah menurut jejak langkah guru mereka dengan membuka pesantren-pesantren demi menyiarkan dakwah dan ilmu, antaranya ialah Habib Ahmad al-Habsyi (PP ar-Riyadh, Palembang), Habib Muhammad Ba’Abud (PP Darun Nasyi-in, Lawang), Kiyai Haji ‘Alawi Muhammad (PP at-Taroqy, Sampang, Madura) dan ramai lagi.
Bapak dan anak sama-sama ulama besar, sama-sama ahli hadits, sama-sama pendidik ulung dan bijak. Merekalah Habib Abdul Qadir dan Habib Abdullah. Masyarakat Malang dan sekitarnya mengenal dua tokoh ulama yang sama-sama kharismatik, sama-sama ahli hadits, sama-sama pendidik yang bijaksana. Mereka adalah bapak dan anak: Habib Abdul Qadir Bilfagih dan Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfagih. Begitu besar keinginan sang ayah untuk “mencetak” anaknya menjadi ulama besar dan ahli hadist – mewarisi ilmunya. Buku ini berusaha untuk menguak sedikit atsar dan biografi dari kedua tokoh tersebut.
Judul Buku:Secangkir Hikmah
ISBN:978-979-19699-7-0
- Cermin dan panutan umat Islam
adalah Nabi Muhammad." (Al-Imam Ghazali) - "Semua para wali di angkat
oleh Allah karena hatinya yang bersih, tidak sombong, tidak dengki dan
selalu rendah diri." (Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas Keramat
Empang, Bogor) - “Guru yang paling bertakwa
adalah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam. Sebagaimana sabda
Rasulullah: “Aku di didik oleh Tuhanku dengan sebaik-baiknya didikan.”
(Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas Keramat Empang, Bogor) - ”Terangi rumahmu dengan lampu
dan terangi hatimu dengan Al-Qur’an.” (Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas
Keramat Empang, Bogor).
Tulisan di atas dan banyak tulisan-tulisan yang serupa adalah tulisan-tulisan kata mutiara nasehat dan motivasi yang dapat membangkitkan semangat dan pikiran untuk giat dan berbuat baik. Untuk menambah semangat pembaca, buku ini dilengkapi dengan ilustrasi dan foto-foto ulama yang insyaallah dapat menyejukkan hati dan menambah semangat ibadah kita.
Judul Buku: Shalat Tasbih Sunnah Rasul Yang Dianggap Bid’ah
Pengarang: Ust. Drs. Moh. Atoillah WijayantoISBN: 978-979-19699-5-6
Shalat Tasbih adalah shalat sunnah yang dilakukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia yang meyakini akan kebenaran dan kebolehanya. Alhamdulillah, terdapat hadits marfu' (yang dirafa'kan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam) berkaitan dengan shalat Tasbih dan dihasankan oleh sebagian Ahlul 'Akan tetapi, ketenangan dan kekhusyu’an umat Islam yang menjalankan ibadah tersebuty mulai terganggu dengan munculnya selebaran tendensius dan provokatif dan bersifat menyudutkan yang menyatakan bahwa SHALAT TASBIH INI HADISNYA PALSU. Hal ini sebagaimana yang ada dalam buku “Menyingkap Perbedaan Ulama” buah karya Syaikh Mohammad bin Saleh Utsaimin (yang ternyata isinya ditambahi sendiri oleh penerjemah). Yang sama sekali tidak mencerminkan sikap keilmuan dan kearifan Syeikh Utsaimin. Kami kutip di sini salah satu pernaytaan tendensius tersebut: "Shalat Tasbih adalah bid'ah dan hadits yang berkaitan dengannya tidak tsabit (tidak dapat dipertanggung jawabkan keshahihan sumbernya dari Nabi Shallallahu 'alaihi Wasallam) bahkan (kualitasnya) adalah Munkar [hadits yang termasuk kategori lemah yang diriwayatkan oleh orang yang dha'if (lemah) bertentangan dengan riwayat orang yang dapat dipercayai (tsiqah)], dan sebagian Ahlul 'ilm menyebutkan hadits tersebut dalam kategori hadits-hadits maudhu' (palsu).” Tulisan yang demikian, dan banyak tulisan-tulisan yang serupa adalah sebuah upaya pembodohan umat. Dari sinilah kami ingin berusaha menampilkan pembahasan shalat Tasbih ini secara jelas agar orang awam yang biasa melakukannya tidak lagi bingung dan terombang-ambing berkaitan dengan hukum shalat Tasbih ini.